Podcast Aksi Nyata: Tak Cuma Smartphone Canggih, Ini yang Harus Dilakukan Agar Sukses Jadi Content Creator
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seiring perkembangan zaman, profesi sebagai content creator atau pembuat konten semakin populer. Tak hanya di kalangan anak muda, siapa pun dapat menggeluti profesi ini. Konten yang dibuat bermacam-macam dan kreatif. Bukan hanya menghibur, tetapi juga memberi pengetahuan.
Senjata andalan content creator adalah smartphone. Dengan perangkat ini, mereka dapat menciptakan konten, lalu mengunggahnya ke platform media sosial. Kualitas perangkat turut berpengaruh terhadap konten yang dibuat.
Namun, menurut salah seorang Content Creator, Shandy Luo, kecanggihan smartphone atau alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat konten tak menjadi satu-satunya hal terpenting yang dibutuhkan seorang content creator.
Menurutnya, seorang content creator harus terlebih dahulu mematangkan konsep, baru memikirkan soal smartphone atau alat pendukung untuk membuat konten. Pasalnya, Shandy menilai, secanggih apapun smartphone yang digunakan, jika konsep konten tersebut tidak jelas, semuanya justru akan sia-sia.
“Jadi sebenernya konsepnya harus jelas sih dari awal. Pada akhirnya kan cuma alat. Justru kalau punya alat mahal pun kalau konsepnya nggak jelas, mau bikin apa nggak tau, nggak akan nolong juga,” ujar Shandy, dalam Podcast Aksi Nyata, di Youtube Partai Perindo, Minggu, (16/1/2023).
“Gue tuh selalu balik, lu mau bikin apa dulu, apa itu jauh lebih penting daripada alat-alatnya apa. Udah jelas mau bikin apa baru kita memikirkan pada akhirnya oh gue membutuhkan alat ini dan sebagainya,” lanjutnya.
Selain konsep dan menemukan karakter konten seperti apa yang ingin dibuat, Shandy juga menggaris bawahi bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan agar bisa sukses menjadi seorang konten kreator adalah konsistensi.
“Jadi balik lagi konsep awalnya sih, mau karakternya seperti apa. Kemaren ada satu temen dalam kurun waktu 3-4 bulan dari 70 ribu sekarang 1,2 juta follower di TikTok. Sama dia juga cerita ke gue kita tuh ngabisin 2 minggu buat ngegodok doang. Dan pas udah kena, yaudah stay disitu, akhirnya 1,2 juta followernya dalam waktu 4 bulan itu,” tuturnya.
Dengan kata lain, lanjut Shandy, dalam industri konten kreator, seseorang yang menggeluti bidang ini harus konsisten membuat konten, harus pula konsisten meng-upload nya. Pasalnya, Shandy melihat banyak orang yang hanya sekali saja kontennya viral, lalu tidak lagi memproduksi karya lain.
“Satu sisi yang pasti konten creator ini nggak mendewakan followernya dia sih. Jadi mereka nggak berhenti ketika mereka punya ya segini, tapi tetep gue ini mau berkarya, jadi gue ngeliat kaya semangat itu sih kaya, nggak berhenti, oh follower gue udah banyak yaudahlah. Nggak gitu ya, karena memang dari seneng berkarya. Followers itu pada akhirnya cuma angka di atas kertas,” pungkasnya.
Lihat Juga: Momen Penuh Haru! Jryan & Clarissa Bagikan di Balik Kebahagiaan Pernikahan di Channel YouTube
Senjata andalan content creator adalah smartphone. Dengan perangkat ini, mereka dapat menciptakan konten, lalu mengunggahnya ke platform media sosial. Kualitas perangkat turut berpengaruh terhadap konten yang dibuat.
Namun, menurut salah seorang Content Creator, Shandy Luo, kecanggihan smartphone atau alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat konten tak menjadi satu-satunya hal terpenting yang dibutuhkan seorang content creator.
Menurutnya, seorang content creator harus terlebih dahulu mematangkan konsep, baru memikirkan soal smartphone atau alat pendukung untuk membuat konten. Pasalnya, Shandy menilai, secanggih apapun smartphone yang digunakan, jika konsep konten tersebut tidak jelas, semuanya justru akan sia-sia.
“Jadi sebenernya konsepnya harus jelas sih dari awal. Pada akhirnya kan cuma alat. Justru kalau punya alat mahal pun kalau konsepnya nggak jelas, mau bikin apa nggak tau, nggak akan nolong juga,” ujar Shandy, dalam Podcast Aksi Nyata, di Youtube Partai Perindo, Minggu, (16/1/2023).
“Gue tuh selalu balik, lu mau bikin apa dulu, apa itu jauh lebih penting daripada alat-alatnya apa. Udah jelas mau bikin apa baru kita memikirkan pada akhirnya oh gue membutuhkan alat ini dan sebagainya,” lanjutnya.
Selain konsep dan menemukan karakter konten seperti apa yang ingin dibuat, Shandy juga menggaris bawahi bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan agar bisa sukses menjadi seorang konten kreator adalah konsistensi.
“Jadi balik lagi konsep awalnya sih, mau karakternya seperti apa. Kemaren ada satu temen dalam kurun waktu 3-4 bulan dari 70 ribu sekarang 1,2 juta follower di TikTok. Sama dia juga cerita ke gue kita tuh ngabisin 2 minggu buat ngegodok doang. Dan pas udah kena, yaudah stay disitu, akhirnya 1,2 juta followernya dalam waktu 4 bulan itu,” tuturnya.
Dengan kata lain, lanjut Shandy, dalam industri konten kreator, seseorang yang menggeluti bidang ini harus konsisten membuat konten, harus pula konsisten meng-upload nya. Pasalnya, Shandy melihat banyak orang yang hanya sekali saja kontennya viral, lalu tidak lagi memproduksi karya lain.
“Satu sisi yang pasti konten creator ini nggak mendewakan followernya dia sih. Jadi mereka nggak berhenti ketika mereka punya ya segini, tapi tetep gue ini mau berkarya, jadi gue ngeliat kaya semangat itu sih kaya, nggak berhenti, oh follower gue udah banyak yaudahlah. Nggak gitu ya, karena memang dari seneng berkarya. Followers itu pada akhirnya cuma angka di atas kertas,” pungkasnya.
Lihat Juga: Momen Penuh Haru! Jryan & Clarissa Bagikan di Balik Kebahagiaan Pernikahan di Channel YouTube
(hri)